Latest News

ONTOLOGI : HAKEKAT YANG DIKAJI

ONTOLOGI : HAKEKAT YANG DIKAJI

Beberapa cakupan :
1. metafisika
2. asumsi
3. peluang
4. batas – batas asumsi dalam ilmu
5. pembelajaran dalam ilmu

1. Metafisika
Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Pemikiran di ibaratkan roket yang meluncur ke bintang-bintang menembus galaksi , maka metafisika adalah landasan peluncurannya.


Acuan berfikir :
apakah hakekat kenyataan ini sebenar-benarnya ?

Beberapa tafsiran metafisika :
a. Di ala mini terdapat ujud – ujud yang bersifat gaib (supernatural) dan ujud-ujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa bila dibandingkan dengan alam yang ada.

Contoh pemikiran supernatural :
Kepercayaan “animisme” manusia percaya terhadap roh-roh yang bersifat gaib yang terdapat di dalam benda-benda seperti batu, pohon-pohonan , air terjun dll.

Pantisme -- > serba Tuhan.

Lawan dari “supernaturalisme“adalah paham “naturalisme” , yang menolak pemdapat bahwa terdapat ujud-ujud yang bersifat supernatural ini. Menurut naturalisme gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang bersifat gaib , melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.
Naturalisme / materialisme :
Dikembangkan oleh Democritos (460-370 SM) mengembangkan teori tentang atom yang di pelajari dari gurunya bernama Leucippus. Hanya atom dan kehampaan itu bersifat nyata.

Indentik paham naturalisme adalah paham :
1. Mekanistik : gejala alam dapat didekati dari segi proses kimia fisika.
2. Vitalistik : hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara subtantif dengan proses tersebut.
3. Monistik : tidak ada perbedaan antara pikiran dengan zat , mereka hanya berbeda dalam gejala disebabkan yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama.




2. Asumsi
Adalah praduga anggapan semetara (yang kebenarannya masih dibuktikan) . timbulnya asumsi karena adanya permasalahan yang belum jelas, seperti belum jelasnya hakekat ala mini, yakni apakah gejala ala mini tunduk kepada determinisme , yakni hukum alam yang bersifat universal ataukah hukum semacam itu tidak terdapat sebab setiap gejala merupakan akibat pilihan bebas ataukah keumuman memang ada namun berupa peluang , sekedar tangkapan probalistik (kemungkinan sesuatu hal untuk terjadi).
Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton (1788-1856) dari doktrin Tomas Hubes (1588-1679) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat empiris yang dicerminkan oleh zat dan gerak universal.

Sifat asumsi :
Tidak muthlak atau pasti sebagaimana ilmu yang tidak pernah ingin dan tidak pernah berpretensi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang bersifat muthlak. Jadi asumsi bukanlah suatu keputusan muthlak.

Kedudukan ilmu dalam asumsi
Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan , karena keputusan harus didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif.

Resiko asumsi :
Apa yang diasumsikan akan mengandung resiko secara menyeluruh. Seseorang yang mengasumsikan usahanya akan berhasil maka direncanakan akan diadakan pesta keberhasilannya. Secara tiba- tiba usahanya dinyatakan tidak berhasil. Resikonya menggagalkan pelaksanaan pestanya.

Kesimpulan :
1. sebuah asumsi aalah sebuah ketidakpastian.
2. asumsi perlu dirumuskan berdasarkan ilmu pengetahuan.
3. timbulnya asumsi karena adanya sesuatu kejadian / kenyataan.


Beberapa asumsi dalam ilmu
Akan terjadi perbedaan pandang suatu masalah bila ditinjau dari berbagai kacamata ilmu begitu juga asumsi.

Ilmu sekedar merupakan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis yang dapat membantu kehidupan manusia secara pragmtis.
Pragmatis -- > sesuatu yang mengandung manfaat.

Asumsi-asumsi dalam ilmu contohnya ilmu fisika yakni ilmu yang paling maju bila di bandingkan dengan ilmu-ilmu lain.
Fisika merupakan ilmu teoritis yang di bangun atas system penalaran deduktif yang meyakinkan serta pembutktian induktif yang sangat mengesankan.
Fisika terdapat celah-celah perbedaan yang terletak di dalam pondasi dimana dibangun teori ilmiah diatas yakni dalam asumsi tentang dunia fisiknya.(zat,gerak,ruang dan waktu).

Beberapa perbedaan asumsi :

1. Newton dalam bukunya Philosipiae Naturalis Principia mathematika (1686) berasumsi bahwa keempat komponen bersifat absolut. Zat bersifat absolut dengan demikian berbeda secara subtantif dengan energi.
2. Einstien belaianan asumsi dengan Newton di dalam bukunya : The Special Theory Of Relativity (1905) berasumsi bahwa keempat komponen (zat,gerak,ruang dan waktu) bersifat relatif. Tidak mungkin dapat mengukur gerak secara absolute.
3. Eudides (300 sebelum M ) seorang ahli matematika yunani di iskandariyah Mesir. Terkenal karena menulis buku-buku tentang dasar ilmu ukur yang diuraikan berdasarkan aksioma aksioma (kebenaran yang tak perlu lagi diragukan lagi akan kebenarannya). Dalam masalah tertentu akan cenderung dengan teori relativitas (Einstien).


Epistimologi : cara mendapat pengetahuan yang benar.

Cakupan bahasan :
1. jarum sejarah pengetahuan
2. pengetahuan
3. metode ilmiah
4. struktur pengetahuan ilmiah


Jarum sejarah pengetahuan :
1. Zaman primitive :
a. perbedaan antara berbagai organisasi kemsyarakatan belum ada.
b. Belum ada pembagian pekerjaan
c. Seorang ketua adapt multi jabatan
d. Status sosial tetap
e. Organisasi kemsyarakatan hanya Satu
f. Criteria kesamaan menjadi konsep dasar pada waktu dulu
g. Tidak terdapat jarak yang jelas antara obyek yang satu dengan yang lain.

2. Abad penalaran (The Age of Reason)
a. adanya perubahan konsep dasar dari kesamaan kepada pembedaan.
b. Terdapat pembedaan yang jelas antara berbagai pengetahuan yang mengakibatkan timbulnya spesialisasi pekerjaan dan kosenkuensinya mengubah struktur kemasyarakatan.
c. Pohon pengetahuan mulai dibeda-bedakan paling tidak berdasarkan apa yang diketahui , bagaimana cara mengetahui dan untuk apa ilmu pengetahuan itu digunakan.
d. Diferensiasi dalam bidang ilmu dengan cepat terjadi
e. Sekarang diperkirakan berkembang lebih dari 650 rating disiplin keilmuan.


Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yangs secara langsung / tidak langsung turut memperkaya kehidupan manusia.
Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan.


Pengetahuan
1. Terminologi
Pengetahuan pada hakekatnya adalah merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia , disamping seni dan agama.

Setiap jenis pengetahuan mempunyai cirri yang spesifik mengenai apa ( Ontologi ) bagaimana (epistimologi) dan untuk apa (aksiologi) ketiga landasan itu saling berkaitan.



0 Response to "ONTOLOGI : HAKEKAT YANG DIKAJI"